Cegah Radikalisme dengan Wawasan Kebangsaan


APARATUR Sipil Negara (ASN) harus memahami konsesus kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu dikatakan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Cilegon, Suparman saat membuka acara sosialisasi pembinaan pemahaman wawasan kebangsaan bagi para pejabat Kepala seksi Pemerintahan dan Ketertiban Umum Kelurahan se-Kota Cilegon disalah satu hotel di Kota Cilegon, Kamis (1/11/2018).

“Kegiatan pembinaan pemahaman konsesus kebangsaan NKRI bagi aparatur Pemerintah Kota Cilegon adalah suatu kegiatan yang sangat strategis dan momentum yang tepat untuk memberikan rasa solidaritas, cinta tanah air, dan memelihara nilai – nilai luhur kepribadian dan karakter bangsa,” katanya.

Menurut dia, dengan pembinaaan ini dapat ditanamkan rasa cinta tanah air dan memelihara nilai – nilai luhur kepribadian dan karakter bangsa kepada para aparatur.Apalagi,kata di aparatur sipil negara sebagai salah satu publik figur, dimana dalam lingkungan bisa sebagai panutan masyarakat.

Melalui kegiatan pembinaan pemahaman konsesus kebangsaan NKRI bagi aparatur pemerintah ini, diharapkan dapat mengembangkan semangat nasionalisme. Kegiatan ini, kata dia, juga sebagai salah satu upaya untuk membangun kembali dan menggali bentuk nilai – nilai luhur masyarakat dan bangsa, demi keutuhan NKRI yang harus di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari dengan dilandasi nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Ia berharap setelah peserta mengikuti kegiatan ini dapat mengaplikasikannya di tengah-tengah masyarakat.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Kesatuan Bangsa Juhdi Sayidi mengatakan, wawasan kebangsaan penting ditanamkan pada setiap warga negara sebagai proses pembentukan sikap moral agar memiliki kecintaan terhadap tanah air, terlebih peserta kali ini para ASN.

“Seseorang yang memiliki paham kebangsaan yang kuat akan memiliki semangat cinta tanah air yang begitu besar.Sebaliknya jika tidak memiliki wawasan kebangsaan maka akan mendorong terpecahnya persatuan dan kesatuan bangsa,” ucapnya.

Menurut dia, era globalisasi yang ditandai salah satunya dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, menyebabkan berbagai informasi baik itu benar atau hoax masuk secara tidak terkendali. Akibatnya pengaruh negatif yang tidak sesuai dengan kultur Indonesia, berbenturan dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Namun oleh sebagian kalangan, nilai-nilai asing tersebut dipaksakan untuk diikuti, dan hal itu dapat menimbulkan berbagai kerawanan. Ia berharap ASN yang memiliki nilai paham kebangsaan akan dapat memberikan nilai lebih kepada masyarakat cilegon.Apalagi biasanya mereka sebagai panutan. (Himawan Sutanto)* (sumber "Kabar Banten") 

 Download Attachment

Share this Post